Table of Contents
Kamu pernah bingung pilih arsitektur frontend? Tenang, kamu nggak sendiri. Dunia frontend itu kayak milih transportasi: mau motor (gesit), mobil (nyaman), atau kereta (stabil dan hemat)? Jawabannya tergantung tujuan dan kondisi jalan.
Artikel ini ngebahas tiga pendekatan populer—SPA, SSR, dan SSG—dengan cara simpel tapi tetap tajam. Targetnya: kamu bisa memilih dengan percaya diri untuk project berikutnya.
Apa itu SPA, SSR, dan SSG?#
- SPA (Single Page Application): Aplikasi dimuat sekali, lalu halaman berikutnya dirender di sisi client (browser). Navigasi cepat, tapi butuh optimasi untuk SEO dan load pertama.
- SSR (Server-Side Rendering): HTML dirender di server untuk tiap request. Load pertama cepat, SEO bagus, tapi beban server lebih tinggi.
- SSG (Static Site Generation): Halaman dirender saat build dan disajikan sebagai file statis. Sangat cepat, murah, tapi tidak cocok untuk data yang sering berubah real-time.
Analogi sehari-hari:
- SPA = motor matic: lincah di dalam kota, tapi butuh perlengkapan ekstra saat hujan (optimasi SEO, code-splitting).
- SSR = taksi online: selalu siap antar sesuai rute saat itu, tapi biaya operasional naik.
- SSG = kereta: jadwal terencana, super cepat, tapi kurang fleksibel kalau ada perubahan mendadak.
Kenapa pilihan ini penting?#
- Pengalaman pengguna: waktu muat dan interaksi menentukan retensi.
- SEO & shareability: SSR/SSG unggul untuk halaman yang perlu ranking.
- Biaya & kompleksitas: SSG bisa hemat, SSR butuh infrastruktur server yang andal.
- Maintainability: arsitektur yang tepat bikin tim lebih fokus bangun fitur, bukan padamkan api.
Bagaimana memilih dengan tepat?#
Gunakan checklist ini sebagai kompas.
1) Frekuensi perubahan data#
- Real-time atau per menit? → SSR atau hybrid (ISR/SSR)
- Per jam/hari atau konten evergreen? → SSG dengan revalidate
2) Kebutuhan SEO dan sosial#
- Perlu index cepat dan metadata akurat? → SSR/SSG
- SPA tetap bisa, tapi butuh SSR untuk halaman tertentu (misal
/product/[slug]
).
3) Skala dan biaya#
- Trafik meledak? SSG skala otomatis dengan CDN.
- Banyak halaman personalisasi? SSR atau SPA + API cache.
4) Kompleksitas interaksi#
- Dashboard kaya interaksi → SPA/SSR
- Blog, docs, landing → SSG
Contoh keputusan (Next.js)#
- Blog/Docs: SSG + ISR (revalidate per 60–300 detik)
- E-commerce katalog: SSG untuk listing, SSR untuk detail produk dan cart
- SaaS dashboard: SSR untuk initial load + SPA navigasi internal
Trade-off ringkas#
- SPA: + Interaksi kaya, + navigasi cepat, − SEO/first load perlu effort.
- SSR: + SEO/first load bagus, − beban server, − latency per request.
- SSG: + super cepat/hemat, − tidak fleksibel untuk data sering berubah.
Pola Hybrid Modern (Recommended)#
- SSG untuk halaman statis (home, blog, marketing).
- SSR untuk halaman yang butuh data terbaru/personal.
- Client-side fetching untuk interaksi setelah initial render.
- Gunakan ISR (Incremental Static Regeneration) untuk update berkala.
Penutup#
Nggak ada pilihan yang selalu benar. Yang ada: pilihan yang tepat untuk konteks. Pahami data kamu, kebutuhan SEO, skala, dan jenis interaksi. Mulai pragmatis: pakai SSG untuk konten, SSR untuk halaman yang butuh data terbaru, dan biarkan client-side untuk interaksi lanjutan.
Dengan pola hybrid, kamu bisa dapat yang terbaik dari ketiganya—cepat, SEO-friendly, dan tetap fleksibel.